#udang #iguana #burunghantu #elang #scorpion #ayam #buaya
#kukang #ular #kurakura #kecoa #merpati #batuakik
#kukang #ular #kurakura #kecoa #merpati #batuakik
Hai sobat blogger! Masih inget kan postingan admin tentang sejarah ikan cupang kemarin? Nah, pada postingan kali ini, admin akan membahas evolusi dari ikan cupang. Mulai dari asal ikan cupang yang bentuknya biasa aja dan berwarna gelap, hingga menjadi ikan dengan sirip yang menawan dan berwarna-warni. Yuk kita simak bareng-bareng.
Sekitar tahun 1840-an, Raja Siam menyumbangkan
beberapa koleksi ikan cupang kepada koleganya, yang kemudian berpindah tangan
kepada seorang ilmuwan ahli genetika yang bernama Dr. Theodor Cantor. Sembilan
tahun kemudian, Cantor menerbitka sebuah artikel tentang ikan petarung ini yang
kemudian diberi nama Macropodus pugnax.
Namun demikian, pada tahun 1909 nama Macropodus
pugnax terpaksa dirubah atas saran dari Tate Regan. Regan menjelaskan bahwa
sudah ada spesies di alam yang memiliki nama tersebut. Akhirnya nama latin ikan
petarung tersebut diganti menjadi Betta
splendens dan digunakan hingga saat ini. Wah... Ternyata si cupang ini
pernah ganti nama ya sobat blogger! Hehehe...
Sobat blogger, sekitar tahun 1960-an, peternak asal
India telah berhasil mendapatkan makan cupang yang memiliki dua helai sirip
ekor yang disebut double tail.
Lama-kelamaan hobi memeihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika. Hal ini
ditanggapi oleh masyarakat Asia dengan melakukan persilangan cupang bersirip
panjang secara besar-besaran. Pada tahun 1960 pula, peternak asal Amerika yang
bernama Warren Young, berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat
panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby” dan kemudian berkembang menjadi
jenis veil tail.
Cupang double tail:
Cupang veil tail:
Selain di India dan Amerika, ternyata peternak asal
Jerman juga berhasil menemukan ikan cupang dengan bentuk unik, sobat blogger. Peternak
asal Jerman yaitu Dr. Eduard Schmidt-Focke berhasil menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama yang memiliki ekor
berbentuk segitiga yang simetris. Kemudian pada tahun 1967 didirikan IBC
(International Betta Congres) yang bertujuan untuk menyilangkan cupang yang
mempunyai sirip yang lebar dan simetris agar memiliki kemampuan berenang yang
lebih baik.
Balik lagi ke Amerika, pada tahun 1980 peternak
asal Amerika yaitu Peter Göettner dan Paris Jones, berhasil mengembangkan jenis
superdelta dengan sirip yang sangat
besar. Tahun 1987 peternak asal Perancis yaitu Guy Delaval berhasil memperoleh
ikan dengan sirip yang bersudut 180 derajat. Namun, Rajiv Massilamoni menyangsikan
hal tersebut dan menganggapnya tidak mungkin bisa terjadi karena biasanya
cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya
mempunyai sudut 160 derajat.
Akhirnya, sekitar tahun 1991, Jeff Wilson, Laurent
Chenot, dan Rajiv Massilamoni menemukan ikan yang cupang yang benar-benar
memiliki sirip 180 derajat yang kemudian dinamakan “halfmoon”. Oh iya, sobat blogger, ternyata peternak dari negeri
kita sendiri juga berhasil menemukan cupang dengan ekor yang unik lho! Peternak
asal Indonesia yaitu Ahmad Yusuf menemukan sirip yang berjenis serit (crowntail) yang mempunyai ciri khas
tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Penampilan sirip ikan ini seperti sisir
sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail.
Penelitian mengenai sirip dan ekor cupang masih terus dilakukan hingga saat ini
agar tercipta bentuk sirip dan ekor yang semakin baik, baik dari segi keindahan
maupun fungsinya.
Wah! Ternyata ikan cupang ini berevolusi di
berbagai negara ya, sobat blogers! Berkat peneliti dan peternak di seluruh
dunia, akhirnya ditemukan berbagai macam variasi bentuk sirip dan warna dari
ikan cupang ini. Kini, ikan cupang tidak hanya dijadikan hewan aduan, tetapi
juga banyak yang menikmatinya dari segi keindahan bentuk dan warna siripnya
(IYP).
Sumber:
Post a Comment